•Game Level #1 Tantangan Hari #16•
Waktu menunjukkan pukul 6 kurang 15 menit, sebentar lagi Maghrib, tapi Althaf belum sampai di rumah. Lima menit berselang ada ketukan di pintu rumah. Rupanya ia sudah pulang. Tanpa sengaja aku kunci pintunya, tapi akhirnya kubiarkan saja. Beberapa kali ia menetuk tak kurespon, setelah itu Althaf berucap salam, aku jawab. Namun, kutak kunjung membukakan pintu. Berkali-kali kudengar “Assalamu’alaikum” dari mulutnya, dan berkali-kali pula kujawab “Wa’alaikumussalan”. Hingga Althaf berkata, “Bunda, aku minta maaf” barulah aku buka pintu dengan diam. Mata kami saling berpandang, tapi tak sepatah kata pun terucap dari mulutku.
“Bunda, aku minta maaf bajunya basah. Tadi aku jatuh saat berlari, aku juga basah karena main lempar-lemparan botol berisi air.”
“Ini jam berapa?”
“Jam 6.”
“Kenapa baru pulang jam segini?”
“Ia tadi kan bajunya basah dan kotor jadi aku takut dimarahin bunda.”
“Memangnya kalau pulang Maghrib begini jadi bersih dan kering?”
“Enggak.”
“Pulang malam atau besok sekalipun akan tetap kotor kan? Akan ketahuan juga kan?”
“Iya.”
“Jadi gimana besok-besok kalau main?”
“Pulang tepat waktu, jam setengah 6. Kalau jatuh langsung pulang.”
“Yaudah langsung mandi sana.”
Setelah mandi, aku pun menemani Althaf mengenakan baju di kamarnya. Saat itu ia mengeluh tangannya sakit karena dipukul oleh teman saat bermain sore tadi.
“Tadi aku kedua tangannya dipukul sebanyak dua kali oleh Dzaky. Sakit banget lho, Bun.”
“Lho, kenapa dipukul?”
“Yaa kan dia lempar botol kena aku, terus aku marah-marahin dia.”
“Memangnya Dzaky sengaja lempar botol ke kamu?”
“Enggak sih, katanya dia disuruh Oskar melempar botol ke tiang listrik. Tapi, botolnya malah kena aku. Yaudah, aku marah-marahin aja”
“Eh, dia malah pukul aku.”
“Jadi Dzaky mukul kamu karna gak suka dimarahin?”
“Iya.”
“Nah, Dzaky sudah minta maaf belum?”
“Udah.”
“Yasudah, harusnya Kamu gak usah marah-marah berlebihan. Dzaky kan gak sengaja dan dia sudah minta maaf.”
“Iya.”
“Bunda jadi ingat kejadian kemarin di bus saat ke Taman Safari. Abid gak sengaja merusak mainan Kentaro, Abid langsung menjulurkan tangan dan meminta maaf. Sementara itu, Kentaro langsung menepuk pundak Abid yang menunjukkan rasa bersalahnya dan berkata, “Iya, gak apa-apa Abid” Duuh… Rasanya Bunda terharu banget.”
Pada saat bercerita kejadian di bus itu pada Althaf, tanpa sadar aku meneteskan air mata. Kebetulan saat itu Althaf sedang bermain dengan teman yang lain di lorong bus bagian depan. Aku menyampaikan betapa sikap untuk meminta maaf jika berbuat salah, dan ikhlas memaafkan orang yang bersalah, itu lebih baik daripada marah-marah.
Dengan itu, masalah tak akan berkelanjutan. Perasaan akan lebih tenang dan hubungan pertemanan pun akan lebih menyenangkan. Pada kondisi ini, aku menyampaikan harapan kepada Althaf untuk bisa lebih mengendalikan diri. Dengan memberinya contoh langsung, konkret dan dekat dengan keseharian, semoga bisa lebih mudah dipahami dan diterapkan. InsyaAllah...
#hari16
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#iip
#institutibuprofesional
#bundasayang
#bunsay
#bunsayiip
#iipdepok
@institut.ibu.profesional
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#iip
#institutibuprofesional
#bundasayang
#bunsay
#bunsayiip
#iipdepok
@institut.ibu.profesional
Komentar
Posting Komentar