Setelah gak bisa tidur sehari semalam, memikirkan NHW terakhir di kelas Pra Bunda Sayang, alhamdulillah jadi juga. Bukan dari seberapa bagus desain dan seberapa indah tulisan, tetapi seberapa dalam makna dari setiap goresan yang mengikat jutaan doa. Bismillah, semoga “Personal Branding” yang tertuang dalam kartu nama ini dapat selalu mengingatkanku kepada visi dan misi hidup di dunia dan membawaku ke tempat terbaiki akhirat, surga-Nya. Aamiin Allahumma Aamiin.
Bismillah… Judulnya sudah menggambarkan banget ya? Aku tuh beneran sedang bingung alias dilema, bahasa gaulnya “galau”. Kontrasepsi yang ingin aku pakai selepas menyusui anak kedua, yang kebetulan tepat tiga bulan lagi. Pasca melahirkan anak pertama, aku langsung menggunakan pil KB merk Microlut keluaran Bayer, isinya levonorgestrel 0.03 mg (belum tau maksudnya apa, hanya baca di kemasan). Berlangsung selama tiga tahun, hingga aku memutuskan untuk program memiliki anak kedua. Setelah anak kedua lahir, aku minum kembali pil KB yang sama hingga dua minggu terakhir kemarin saat usia anak 20 bulan. Mengapa pil KB? Awalnya aku berkonsultasi ke dokter kandungan setelah masa nifas kelahiran anak pertama selesai. Saat itu, niat hati ingin memasang IUD yang konon memiliki akurasi paling tinggi. Namun, apa daya, sesampainya di dalam ruangan dokter, nyali aku ciut. Rasanya seperti trauma “bukaan” saat melahirkan, gak berani sama sekali kalau diminta untuk reka adegan seperti saat melahir
Komentar
Posting Komentar