•Game Level #1 Tantangan Hari #3•
Hari ini Althaf dan Albarra ikut Bunda menghadiri seminar, setelah aku dilanda keraguan sejak seminggu yang lalu. Kalo ada Pak Suami sih alhamdulillah, persiapan di rumah ada yang bantuin, saat acara juga ada yang jagain. Nah, kebetulan hari ini gak bisa nemenin karena harus keluar kota. Jadilah kegalauan melanda.
Aku tuh pengen sesekali belajar “offline” seperti ini apalagi materinya bagus dan jarang. Lebih sering ikut belajar “online” karena lebih mudah mengondisikan. Kalau di rumah kan aman, ada mainan, buku, video, makanan, bisa jadi senjata untuk perang. Biarin deh rumah kayak kapal pecah setelahnya, yang penting bunda tenang menatap handphone di pojokan. Buat belajar lho ya, jangan keterusan aja buka online shop terus nungguin kiriman. Hehe…
Kalau bawa dua anak lelaki sholeh ini ke suasana kelas formal, aduh rasanya tuh… Sangat menantang! Nah, karena aku suka tantangan, akhirnya jauh-jauh hari sudah “sounding” ke Althaf, biar dia tenang jatah hari libur untuk main dipakai untuk nemenin bunda belajar. Segala aturan dibuat bersama tadi malam, untuk tetap tenang, sopan santun, dan bisa diajak bekerja sama. Kalau adik Albarra sih masih bisa lah diatur.
Alhamdulillah, awalnya aman dan ikut aturan, tapi separuh waktu seminar, kondisi sudah mulai tak kondusif. Ada kecelakaan kecil, luka, nangis, teriak-teriak, minta ke toilet, kena basah, dan yang terakhir anak-anak disuruh ke depan, Althaf gak mau ikutan. Fiuh… Istighfar…
Akhirnya aku mulai berempati kepada Althaf, saat ia menyampaikan alasan setiap perbuatannya, dan benar saja, bahwa “mendengar” adalah kunci komunikasi. Biasanya aku langsung marah-marah tanpa memperdulikan alasan dari sikap yang ditampilkan. Harusnya ia bermain, tapi ia mau meluangkan waktu untukku. Ia sudah berusaha, tapi memang rasa bosan tak dapat terelakkan, jadi wajar saja tingkahnya berubah. Lagi-lagi aku belajar mengendalikan emosi, enaknya sih cubit saja sedikit agar dia bisa diam duduk tenang, tapi kini sikap itu bukan lagi sebuah solusi.
Sambil berbincang sedikit di kursi paling belakang, aku mengajaknya merefleksikan diri. Mengapa begini, mengapa begitu? Ada pula beberapa perilaku yang kurang baik, aku sampaikan untuk tak diulangi kembali. Alhamdulillah sepertinya sudah dapat dipahami, mau bermain lagi di “Kids Corner” dan ke depan untuk foto bersama. Walaupun, masih juga teriak - teriak dan berlarian. Aduh, Stok sabar memang harus ditingkatkan kembali nih! Hehehe…
#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#iip
#institutibuprofesional
#bundasayang
#bunsay
#bunsayiip
#iipdepok
@institut.ibu.profesional
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#iip
#institutibuprofesional
#bundasayang
#bunsay
#bunsayiip
#iipdepok
@institut.ibu.profesional
Komentar
Posting Komentar