Bismillah,
Hari ini tak pernah terbayangkan sebelumnya, dini hari bersama Pak Suami dan anak-anak, kami beranjak dari Selatan Jakarta ke pusat kota. Monas, tujuan kami ke sana, begitu juga jutaan manusia lainnya. Aku bukanlah alumni 212, saat itu pun perasaan aku sesungguhnya biasa saja. Aku hanya selalu menyertakan doa untuk mereka yang sedang berjuang untuk agama tercinta, untuk Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup kita. Niatku hari ini untuk hadir sebenarnya hanya menyambut ajakkan Pak Suami saja awalnya, tetapi nyatanya banyak hal yang kudapatkan sepulangnya. Aku merasakan, ada “Cinta” di sana.
Alhamdulillah, Allah SWT mudahkan langkah kami, Dia lancarkan semua jalan kami, serta keberkahan pun disertakan-Nya kepada kami. Mulai dari berangkat, segala persiapan hanya sekejap, kami bangun malam tepat waktu untuk berangkat. Anak-anak pun bersiap dengan semangat, tanpa paksaan, dan juga rengekkan. Sesampainya di Monas, kami dihadapkan dengan orang-orang luar biasa yang semangatnya jauh meninggalkan kami, yang usahanya jauh di atas kami. Mereka hadir sejak hari kemarin dengan penuh antusias, tak peduli jarak dan usaha yang harus mereka tempuh. Aku merasakan, ada “Cinta” di sana.
.
Nikmat terasa saat shalat subuh berjamaah di sana, shalat tanpa mendengar suara keras Sang Imam, tapi melalui hati yang teriring gelombang suara dari shaf terdepan. MasyaAllah… Tabarakallah… Setelah subuh, alunan shalawat dan dzikir pun bersama kami ucapkan. Di sini lah, aku merinding hingga sekujur tubuh, apalagi kulihat anak lelakiku pun ikut melantunkannya dengan merdu. Ingin rasanya menangis, memandangi setiap orang menengadahkan tangan seraya berdoa untuk agama dan negara kita tercinta. Dilanjutkan dengan ceramah para ustadz yang begitu menggebu, membuat kami semua mengharu-biru. Takbiiirrr…! Allahu Akbar…! Serentak berkali-kali kami ucapkan bersama penuh semangat. Aku merasakan, ada “Cinta” di sana.
Keberkahan pun terus-menerus kami rasakan, sarapan, makanan ringan, dan minuman mengalir bak air. Belum lagi segala kemudahan yang diberikan kepada kami yang membawa dua buah hati. Tempat yang nyaman bagi kami untuk shalat, makan, istirahat, buang air kecil, dan bermain, bahkan ketika kami hendak kembali pulang dengan berjalan menembus massa yang baru datang. Alhamdulillahirabbil’alamiin. Ini semua kuasa Allah SWT, segala kesantunan menyertai para peserta, toleransi, keikhlasan, kerjasama, dan kedamaian. Hati nurani mengajak kita semua berlomba dalam kebaikkan untuk merebut hati-Nya. Aku merasakan, ada “Cinta” di sana.
Sepanjang perjalan pulang, saat siang menjelang, aku pun merenung dalam hati. MasyaAllah… Tabarakallah… Orang-orang masih saja tak henti berdatang untuk ini, untuk menikmati apa yang mungkin lebih indah dari yang kurasakan saat ini, apalagi bagi para alumni. Tanpa melihat perbedaan apa pun di dunia, atas niat tulus ikhlas membela agama Allah SWT, mereka tergerak hatinya, dan jiwanya untuk hadir di sana. Monas, menjadi saksi betapa masyarakat Indonesia ini bisa bersatu dengan damai, hanya karena satu hal, yakni karena “Cinta” untuk-Nya. Salam dari bukan alumni 212, tapi merasakan, ada “Cinta” di sana.
.
Jakarta, 2 Desember 2018
Cindyta Septiana
.
#212 #aksidamai212 #aksi212 #alumni212 #212_2018 #reuniakbar212 #reuniakbaraksidamai212 #monas #monas212
#nulisyuk #nulisyukbatch18a
#bundytamenulis #ceritabundyta #cigofamily #diary #diarybundyta #diarycigo #challenge #menulis #tantanganmenulis #writing #writingchallenge #writingchallenge30 #menulis30hari #onedayonepost
Komentar
Posting Komentar